Kami adalah dua insan yang tidak saling kenal sebelumnya. Kami satu universitas, beda kampus, dan beda angkatan yang lumayan jauh. Dia adalah seorang pria millenial yang cerdas, ambisius, cool, agak humoris dan cenderung introvert. Kegemarannya terhadap sejarah menganhantarkannya menjadi seorang guru sejarah.
Berbeda dengannya, aku seorang gadis ambivert, kalau kata orang sekarang "genZ", yang baru memulai petualangan dalam menghadapi kehidupan nyata.
Pribahasa "Asam di gunung, garam di laut bertemu dalam belanga" menggambarkan betapa Maha Kuasa Allah mempertemukan kami di waktu yang tepat menurut-Nya. Disaat kami fokus menata kehidupan, sama-sama sendiri, hal tak terduga datang menghampiri. Januari 2024 adalah awal kami bertemu lewat perantara seorang rekan kerja yang mengenalkanku padanya. Atas izin Allah, timbul rasa tertarik dibenaknya untuk mengenalku lebih jauh, aku pun menyambut hangat niat baik itu. Perlahan chemistry pun terbangun dan pada akhirnya kami memantapkan diri dan hati untuk melaksanakan ibadah seumur hidup bersama. Hal tersebut didukung penuh yang mana orang tuanya mendatangi kediaman kami untuk menyampaikan niat baik tersebut, tepatnya pada 14 Januari 2025.
Dalam pertemuan yang penuh dengan kekeluargaan dan kehangatan diputuskanlah kami akan melangsungkan pernikahan pada Kamis, 03 Juli 2025 (akad) dan Minggu, 06 Juli 2025 (resepsi).