Berawal dari pertemuan pertama di sebuah cafe dan semuanya terasa begitu sederhana. Alfin yang sedang WFC dan Imaa tengah mengerjakan skripsi. Awal perkenalan saat itu berlanjut seiring terbukanya obrolan panjang melalui buku yang dibawa dan sedang dipelajari oleh Imaa mengenai investasi saat itu.
Tanpa disangka, Alfin yang sudah banyak berpengalaman investasi di berbagai instrumen tertarik untuk mendiskusikannya, dari situ lah muncul satu kesamaan yang membuat percakapan kita mengalir begitu hangat. Berdiskusi tentang bagaimana kita membangun mindset yang baik, saling bertukar pandangan dan wawasan, saling memahami cara memaknai hidup, masa depan, dan tujuan yang ingin kita capai.
Cara Imaa tersenyum, berbicara, dan caranya membawa diri, Alfin merasakan sesuatu yang berbeda. Bukan hanya parasnya yang cantik, tapi ketenangan, dan keanggunan ada padanya.
Ketertarikan kecil berubah menjadi rasa ingin mengenal lebih jauh.
There was a kindness in her that felt rare and something clicked, naturally, beautifully
Waktu terus berjalan setelah menyelesaikan studinya, Imaa harus kembali ke Riau. Meski jarak memisahkan, rasa kagum Alfin justru tumbuh semakin dalam.

Lalu pada 17 Agustus 2025, dengan keberanian dan niat baik Alfin datang ke rumah Imaa untuk meminangnya. Jalannya tidak mudah, penuh haru, penuh proses panjang dan doa, serta melangkah dengan restu kedua orangtua. Karena bagi Alfin, Imaa adalah perempuan yang layak diperjuangkan.
Hingga akhirnya, pintu itu terbuka dengan izin Ayah Imaa, langkah itu mendapat restu dan bersyukur sedalam-dalamnya. A moment full of relief, gratitude, and hope.

10 Desember 2025
Alfin dan Imaa memilih untuk memulai hidup bersama.
Terimakasih perempuan cantik yang bernama Irma Febriani.
To build a warm home, to dream side by side,
and to choose each other every single day.
This is our journey
from a simple cafe to shared mindset
ending a promise meant to last a lifetime.
#ALFINIKAHIMA